Desaku dan Mata Airnya
Sejak lama ingin ku tulis cerita ini, namun libur idul fitri serta ketidakhadiran sinyal di desaku membuatku tak bisa mempublikasikannya. Hingga senja kemarin aku masih saja kesulitan sinyal dan aku memutuskan untuk tetap menulisnya walaupun aku tahu cerita ini mungkin baru bisa aku publish saat aku telah meninggalkan desa indah ini, namun ternyata dugaanku salah. Fajar ini aku mendapat kunjungan sinyal yang lumayan bagus untuk mempublish sebuah tulisan.
Tlaga....ya, nama dusun itu diambil dari sebuah mata air yang terletak kurang lebih 200 meter dari rumahku. Lebih tepatnya tlaga ini terletak di Dusun Tlaga, Desa Karang Cegak, Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah. Dahulu mata air ini merupakan tempat utama masyarakat desa membersihkan diri dari segala kotoran, namun kehadiran pompa air membuat tempat ini kian lama beralih fungsi menjadi tempat wisata.
Namun sebenarnya tak hanya karena kehadiran pompa air, mata air itu beralih fungsi menjadi tempat wisata, melainkan karena ketertarikan orang-orang luar desa bahkan luar kota mengunjungi tempat itu, serta kesadaran masyarakat dusun untuk menjadikan mata air itu sebagai ladang pendapatan masyarakat desa.
Saat siang hari musim libur Idul Fitri 1439 H, ramai pengunjung |
Namanya Situ Tirta Marta, banyak faktor yang membuat mata air ini menarik perhatian. Faktor utamanya yaitu karena kejernihan serta kealamian mata airnya yang masih sangat terjaga. Udara serta air di mata air ini sangat sejuk dan menyegarkan, apalagi saat pagi hari.
Selain itu, fasilitas untuk kenyamanan pengunjung pun sudah cukup memadai serta biaya masuk yang murah meriah. Namun penataan ruang tempat ini menurutku masih banyak yang perlu dibenahi.
Kejernihan Situ Tirta Marta |
Sungai kecil untuk outbond |
Oh iya bagi kamu yang ingin punya foto di bawah air(under water picture) di wisata mata air ini tapi kamu tidak punya action cam atau kamera yang tahan air atau menginginkan hasil yang professional, kamu bisa menyewa jasa foto under water.
Sewa jasa foto under water bisa di situ |
Di Situ Tirta Marta ini juga sudah terdapat tempat khusus wanita, sehingga jika kamu(wanita loh bukan laki-laki apalagi banci) yang benar-benar tidak ingin terlihat oleh lawan jenismu bisa memanfaatkan tempat ini.
Kenyamanan pengunjung di tempat wisata mata air ini sudah cukup nyaman menurutku.
Selain keseruan yang akan didapatkan pengunjung, tempat ini juga membawa berkah tersendiri untuk masyarakat sekitar yang menjadi pedagang atau pengurus tempat wisata ini. Situ Tirta Marta menjadi sumber pendatan yang cukup lumayan hasilnya bagi masyarakat sekitar yang berjualan, selain itu mata air ini pun menjadi sumber penghasilan desa tambahan.
Tentang sejarah mata air ini, aku juga kurang begitu mengetahuinya, karena usiaku yang masih seumur jagung. Selain itu, walaupun aku masyarakat asli desa ini, namun aku besar di perantauan. Namun sedikit saranku untuk mata air ini akan aku tuliskan di bawah.
Saranku Teruntuk Mata Air Kita
Menurutku ada beberapa hal yang harus di benahi pada tempat wisata ini.
Dari sisi mata air. Sangat disayangkan menurutku, mengapa mata air utama Situ Tirta Marta langsung di jadikan tempat wisatanya?. Seharusnya yang dijadikan tempat wisatanya jangan langsung di mata airnya karena untuk jangka panjang hal itu bisa merusak mata air tersebut.
Baiknya air dari mata air itu dialirkan dahulu ke kolam buatan, nah baru kolam itulah yang dijadikan sebagai tempat wisata, sehingga untuk jangka panjang pun mata air itu tetap terjaga. Itu sekedar saran dari aku sebagai warga desa sekaligus penulis cerita ini.
Untuk penataan ruang, menurutku seharusnya tempat berjualan yang ada pada gambar di atas di pindahkan, mengapa?. Karena hal itu sangat merusak pemandangan. Sebenarnya di belakang tampat itu terdapat kolam ikan yang di tengahnya ada saung atau gazebo atau apalah itu aku kurang mengetahui istilahnya. Seharusnya tempat itu indah dalam pandangan mata, namun keindahannya tak terlihat karena tertutup oleh tempat berjualan pada gambar di atas.
Ada baiknya jika tempat berjualan itu di gantikan dengan taman bunga-bunga kecil serta kursi-kursi taman untuk bersantai pengunjung.
Beberapa gambar yang aku ambil saat aku pulang kampung ada di bawah ini. Tetapi mohon maaf jika hasil gambarnya kurang bagus karena hanya menggunakan kamera smartphone yang kurang smart hehe dan itu juga sudah melalui proses compress.
Sungai kecil tempat outbond |
sungai kecil tempat outbond |
Ruang sekretariat |
Mata air utama |
Tangga menuju mata air |
Mata air utama |
Mata air utama |
Perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar. Jika kamu punya pendapat sendiri silahkan sampaikan pada kolom komentar di bawah. Jangan lupa share ya, kalau menurut kamu bermanfaat.
Post a Comment for "Desaku dan Mata Airnya"